Dalam sebuah acara pengajian, Ajengan Toto Ubaidillah Haz menjelaskan bahwa di dalam kubur nanti jasad seorang hafidz (penghafal) Al-Qur’an akan tetap utuh..
Lelaki yang akrab disapa Kang Toto itu mengisahkan pertemuannya dengan Bu Supaedah. Ia merupakan anak seorang hafidz Al-Qur’an yang saat itu kesehariannya sibuk menjadi bidan di sebuah klinik.
Pertemuan itu terjadi secara tak terduga beberapa bulan lalu ketika Kang Toto sedang mengantar anaknya berobat. Dalam pertemuan tersebut, keduanya berdialog cukup serius.
“Pak Ustadz, kira-kira kemana kalau mau mondokin anak?” tanya bidan Supaedah
Kang Toto menjawabnya dengan pertanyaan, “Memangnya ibu pengennya di pondok pesantren daerah mana?”
Supaedah menjawab bahwa ia aslinya warga Cirebon dan menginginkan anak-anaknya bisa masuk pondok pesantren yang ada di daerah Cirebon supaya bisa dekat dengan keluarganya. Selain itu, ia pun menegaskan bahwa pesantren yang diinginkannya adalah pesantren tahfidz Al-Qur’an.
“Jika pesantren Al-Qur’an ada di Kaliwadas Cirebon, itu pesantrennya Uwa saya almarhum KH Nashir, nama pesantrennya An-Nashr. Terus ada juga di Ambit, Kecamatan Waled pesantrenya KH Abdul Basith, pesantren itu dikelola anak-anak dari Pesantren Rawamerta, Karawang,” jawab Kang Toto.
Dalam hatinya, Kang Toto termenung sejenak, karena biasanya para orang tua menginginkan anaknya mengikuti dan melanjutkan jejak orang tuanya.
Namun bu bidan yang satu ini malah ingin agar anaknya masuk ke pesantren tahfidZ Al-Qur’an, bukan ke sekolah kesehatan.
“Maaf bu bidan, Kalau boleh saya tahu, Kenapa ibu ingin masukin anak ke pesantren? Enggak dimasukin ke kedokteran atau yang sesuai dengan profesi ibu saat ini?”
Bidan Supaedah kemudian menjawabnya dengan sebuah kisah nyata yang dialami keluarganya beberapa tahun silam.
Baca juga: Heboh 'Petai' Raksasa di Banjarnegara, Warga Harap Ahli Turun Tangan
Suatu hari, dengan alasan tertentu makam ayah Supaedah yang telah meninggal dunia lebih dari setengah abad hendak dipindahkan, proses pemindahan makam itu disaksikan oleh seluruh keluarga.
Ketika makam dibongkar, semua yang hadir terkejut menyaksikan jasad penghuni makam itu masih utuh sempurna, tidak hancur bahkan berbau wangi.
“Malamnya, Anak-anak saya bertanya, Ma, kenapa kok jasad kakek masih utuh dan tidak hancur?Bahkan wangi? Kan kakek sudah meninggal lama sekali?” kata Supaedah menirukan pertanyaan anak-anaknya.
Dengan berlinang air mata, Supaedah kemudian menjawabnya dengan sejarah sosok sang kakek yang belum diketahui oleh cucu-cucunya itu.
“Jasad kakek kalian tidak akan pernah hancur dan berbau wangi karena kakek kalian semasa hidupnya adalah seorang hafidz Al-Qur’an, kakek kalian kiai pengamal Al-Qur’an, Nak…”
Sejak mendengar kisah nyata itu, anak-anak Bidan Supaedah ingin menjadi penghafal Al-Qur’an dan minta dimasukan ke pesantren supaya bisa seperti kakeknya di kemudian hari.
Wallahu A’lam. Silahkan share ya kakak!!
Comments
Post a Comment